Definisi2
Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Faktor pencetus2
infeksi,
operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru,
penyakit serebrovaskular / strok, palpasi tiroid terlalu kuat
Etiologi2
1.
Penyebab Utama
·
Penyakit Grave
·
Toxic multinodular goitre
·
Solitary toxic adenoma
2.
Penyebab Lain
·
Tiroiditis
·
Penyakit troboblastis
·
Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
·
Pemakaian yodium yang berlebihan
·
Kanker pituitari
·
Obat-obatan seperti Amiodarone
Patofisiologi1
Dalam mekanisme
terjadinya hyperthyroid terdapat hubungan dalam sistem endokrin :
|
|
Proses Pembentukan Hormon Thyroid
Yodium sebagai bahan baku pembentukan hormon
Thyroid. Yodium dapat diperoleh dari makanan laut atau garam beyodium (garam
yang ditambah yodium). Di dalam makanan yodium dalam bentuk yodida. Yodium
merupakan mikromeneral karena diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit,
yaitu 50 mg/tahun atau 1 mg/minggu. Yodium yang masuk ke oral akan diabsorbsi
dari sistem digesti tubuh ke dalam darah. Biasanya, sebagian besar iodida
tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya setelah kira-kira
satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid
secara selektif dan digunakan untuk sitesis hormon.
Sintesis dan Sekresi
Hormon Tiroid
- Iodide
Trapping, yaitu
pejeratan iodium oleh pompa Na+/K+ ATPase.
- Yodium masuk ke
dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar tiroid
merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I hingga mencapai
status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini melibatkan enzim peroksidase.
- Iodinasi
tirosin, dimana
yodium yang teroksidasi akan bereaksi dengan residu tirosil dalam
tiroglobulin di dalam reaksi yang mungkin pula melibatkan enzim
tiroperoksidase (tipe enzim peroksidase).
- Perangkaian
iodotironil, yaitu perangkaian
dua molekul DIT (diyodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetrayodotirosin)
atau perangkaian MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3 (triyodotirosin).
reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi oleh enzim tiroperoksidase.
- Hidrolisis yang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating
Hormone) tetapi dihambat oleh I, sehingga senyawa inaktif (MIT dan
DIT) akan tetap berada dalam sel folikel.
- Tiroksin dan tryiodotirosin keluar
dari sel folikel dan masuk ke dalam darah. Proses ini dibantu oleh TSH.
- MIT dan DIT
yang tertinggal dalam sel folikel akan mengalami deiodinasi,
dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari I. Enzim deiodinase sangat
berperan dalam proses ini.
- Tirosin akan
dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum endoplasma dan kompleks
golgi.
Pengangkutan Tiroksin
dan Triyodotirosin ke Jaringan
Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon
tiroid yang sangat lipofilik secara cepat berikatan dengan beberapa
protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4 tetap berada dalam
bentuk tidak terikat (bebas). Keadaan ini memang luar biasa mengingat bahwa
hanya hormon bebas dari keseluruhan hormon tiroid memiliki akses ke sel sasaran
dan mampu menimbulkan suatu efek.
Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam
pengikatan hormon tiroid:
- TBG
(Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada di dalam
darah.
- Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak
hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3.
- TBPA
(Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4.
Di dalam darah, sekitar 90% hormon tiroid dalam
bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih
poten daripada T4. Namun, sebagian besar T4 yang disekresikan kemudian dirubah
menjadi T3, atau diaktifkan, melalui proses pengeluaran satu yodium di hati dan
ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang mengalami
proses pengeluaran yodium di jaringan perifer. Dengan demikian, T3
adalah bentuk hormon tiroid yang secara biologis aktif di tingkat sel.
Fungsi Fisiologis
Hormon Tiroid
- Meningkatkan
transkripsi gen ketika
hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan reseptornya di inti sel.
- Meningkatkan
jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin trifosfat) meningkat.
- Meningkatkan
transfor aktif ion
melalui membran sel.
- Meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
Pengaturan Sekresi
Hormon Tiroid
Mula-mula, hipotalamus sebagai pengatur
mensekresikan TRH (Thyrotropin-Releasing Hormone), yang disekresikan
oleh ujung-ujung saraf di dalam eminansia mediana hipotalamus. Dari
mediana tersebut, TRH kemudian diangkut ke hipofisis anterior lewat darah porta
hipotalamus-hipofisis. TRH langsung mempengaruhi hipofisis anterior untuk
meningkatkan pengeluaran TSH.
TSH merupakan salah satu kelenjar hipofisis
anterior yang mempunyai efek spesifik terhadap kelenjar tiroid:
- Meningkatkan
proteolisis tiroglobulin
yang disimpan dalam folikel, dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya
hormon-hormon tiroid ke dalam sirkulasi darah dan berkurangnya subtansi
folikel tersebut.
- Meningkatkan
aktifitas pompa yodium,
yang meningkatkan kecepatan proses iodide trapping di dalam sel-sel
kelenjar, kadangakala meningkatkan rasio konsentrasi iodida intrasel
terhadap konsentrasi iodida ekstrasel sebanyak delapan kali normal.
- Meningkatkan
iodinasi tirosin untuk
membentuk hormon tiroid.
- Meningkatkan
ukuran dan aktifitas sensorik sel-sel tiroid.
- Meningkatkan
jumlah sel-sel tiroid,
disertai dengan dengan perubahan sel kuboid menjadi sel kolumner dan
menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam folikel.
Efek Umpan Balik
Hormon Tiroid dalam Menurunkan Sekresi TSH oleh Hipofisis Anterior
Meningkatnya hormon tiroid di dalam cairan
tubuh akan menurunkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Hal ini terutama
dikarenakan efek langsung hormon tiroid terhadap hipofisis anterior.
Manifestasi klinik2 :
1. Umum
:
·
Berat badan turun
·
Keletihan
·
Apatis
·
Berkeringat
·
Tidak tahan panas
2. Kardiovaskuler
:
·
Palpitasi
·
Sesak napas
·
Angina
·
Gagal jantung
·
Sinus takikardia
·
Fibrilasi atrium
·
Nadi kolaps
3. Neuromuscular
:
·
Gugp
·
Agitasi
·
Tremor
·
Psikosis
·
Kelemahan otot
·
Paralysis periodik
·
Miestania gravis
4. Gastrointestinal
:
·
Berat badan menurun
dengan nafsu makan meningkat
·
Diare
·
Muntah
5. Reproduksi
:
·
Oligomenorea
·
Infertilitas
6. Kulit
:
·
Pruritus
·
Eritema palmaris
·
Miksidema
·
Rambut tipis
7. Struma
:
·
Difus dengan atau tanpa
bising
·
Nodosa
8. Mata
:
·
Lid retraction
·
Lakriminasi meningkat
·
Kemosis
·
Proptosis
·
Optamoplegia
·
Edema papil
Diagnosis2,3
Anamnesis
a.
Identitas
-
Tanyakan nama, umur,
alamat, dan pekerjaan. Pada kasus ini, pasien bernama Ny. Priatin, usia 35
tahun.
b. Riwayat
Penyakit Sekarang (sacred seven)
-
Keluhan utama : benjolan di leher
-
Lokasi : leher
-
Onset : akut/kronik. Sudah 3
bulan
-
Kronologis : adakah gejala prodromal/tidak
-
Kualitas : apakah keluhan
mengganggu/tidak. Pada kasus, keluhan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
-
Kuantitas : seberapa sering gejala muncul?
-
Faktor
pemberat/memperingan
Tanyakan
pada pasien apakah sebelumnya pernah berobat/tidak? Hal-hal apa saja yang dapat
memperingan/memperberat keluhan? Pada kasus, pasien membeli obat di luar
puskesmas denga harga yang mahal karena obat di puskesmas sering tidak tersedia
dan cepat tutup.
-
Gejala penyerta
Pada
kasus, sudah 3 bulan ini pasien mengeluh
sangat mudah lelah, semakin pelupa, banyak berkeringat, dan tangannya “ngewel”.
c. Riwayat
Penyakit Dahulu
-
Dulunya pernah
menderita seperti ini/tidak?
-
Adakah riwayat penyakit
gondok/tidak?
-
Adakah
penyakit-penyakit lain misal diabetes, hipertensi, dan sebagainya.
d. Riwayat
Penyakit Keluarga
-
Adakah keluarga yang
menderita penyakit seperti ini?
e.
Sosial Ekonomi
-
Pada kasus, masa kecil
pasien tinggal di daerah Pantai Utara bersama Ibu dan Neneknya dengan kehidupan
yang serba pas-pasan. Suaminya seorang nelayan dan jarang pulang.
Pemeriksaan Fisik
a.
Vital sign
Periksa kesadaran umum,
suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan nafas.
b. Inspeksi
Pada saat istirahat atau
menengadah dan ketika pasien menelan. Pada pemeriksaan ini, penderita dalam
posisi duduk atau berdiri berhadapan dengan pemeriksa. Yang dinilai:
-
Amati gerakannya pada
saat menelan (simetris/tidak)
-
Warna
-
Tekstur permukaan
(tampak licin/keras/kering)
-
Struma terlihat/tidak
c. Palpasi
Palpasi
kelenjar tiroid termasuk isthmus dan lobus lateral. Pada pemeriksaan ini,
pemeriksa pada posisi sebelah kanan, agak (tidak persis) di belakang penderita
dan palpasi dilakukan dari kanan belakang penderita. Raba dengan jari-jari
kedua tangan. Yang dinilai :
-
Bentuk
-
Jumlah
(multiple/soliter)
-
Ukuran
-
Konsistensi
(lunak/keras)
-
Nyeri tekan (+/-)
-
Dapat digerakkan dari
dasar (+/-)
-
Infiltasi ke jaringan
sekitarnya (+/-)
d. Perkusi
Perkusi
kelenjar tiroid untuk mengetahui pembesaran ke bawah/retrosternal goiter. Pada
pemeriksaan ini penderita tidur terlentang dan dilakukan perkusi di atas
manubrium sternum → pekak bila ada retrosternal goiter.
e.
Auskutasi
Auskultasi kelenjar tiroid untuk
menentukan adanya vaskularisasi yang ditandai dengan adanya bising +/-. Pada
pemeriksaan ini, pemeriksa berhadapan dengan penderita atau penderita tidur
terlentang dan di auskultasi dengan menggunakan diafragma stetoskop.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon
berikut ini:
-
Pemeriksaan darah yang mengukur
kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
-
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
-
Bebas T4 (tiroksin)
-
Bebas T3 (triiodotironin)
-
Diagnosa juga boleh dibuat
menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
-
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan
kadar lemak serum
-
Penurunan kepekaan terhadap insulin,
yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
-
Dalam tes darah, bila kadar
TSH melebihi 20 mikro unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid.
Normalnya kadar TSH 1-5 mikro unit per liter.
Index Wayne
Gejala
|
Skor Ya/Tidak
|
Tanda
|
Skor Ya/Tidak
|
Sesak bila
bekerja
|
+ 1
|
Kelenjar
tiroid teraba
|
+ 3 /- 3
|
Berdebar-debar
|
+ 2
|
Bising
kelenjar tiroid
|
+ 2 /- 2
|
Kelelahan
|
+ 2
|
Exopthalmus
|
+ 2
|
Lebih suka
udara panas
|
- 5
|
Kelopak mata
tertinggal
|
+ 1
|
Lebih suka
udara dingin
|
+ 5
|
Gerakan
hiperkinetik
|
+ 4 / - 2
|
Keringat
berlebihan
|
+ 3
|
Tangan panas
|
+ 2 / - 2
|
Kegugupan/kegelisahan
|
+ 2
|
Tremor halus
jari
|
+ 1
|
Nafsu makan
bertambah
|
+ 3
|
Tangan basah
|
+ 1 / - 1
|
Nafsu makan
berkurang
|
- 3
|
Fibrilasi
atrium
|
+ 4
|
BB naik
BB turun
|
- 3
+ 3
|
Nadi teratur :
-
<
80x/menit
-
80-90
x/menit
-
> 90
x/menit
|
- 3
0
+ 3
|
Jumlah
|
Jumlah
|
Keterangan:
Eutiroid : < 10 Hipertiroid :
> 20
Meragukan : 10-19
Index New Castle
Keterangan
|
Grade
|
Skor
|
Usia
|
15 – 24
25 – 34
35 – 44
45 – 54
> 55
|
0
+ 4
+ 8
+ 12
+ 16
|
Gangguan jiwa
|
Ada / Tidak
ada
|
- 5 / 0
|
Keragu-raguan
|
Ada / Tidak
ada
|
- 3 / 0
|
Kegelisahan
|
Ada / Tidak
ada
|
- 3 / 0
|
Nafsu makan
meningkat
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 5 / 0
|
Struma
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 3 / 0
|
Bising
kelenjar tiroid
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 18 / 0
|
Exopthalmus
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 9 / 0
|
Kelopak mata
tertinggal
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 2 / 0
|
Tremor halus
jari
|
Ada / Tidak
ada
|
+ 7 / 0
|
Rata-rata nadi
permenit
|
> 90
80 – 90
< 80
|
+ 16
+ 8
0
|
Keterangan:
Nilai : (-11) –
(+23) : Eutiroid
Nilai : (+24) –
(+39) : Meragukan
Nilai : (+40) –
(+80) : Hipertiroid
Komplikasi2 :
1.
Tirotoksik (thyroid strom) è bisa mengancam nyawa
2.
Infark miokard
3.
DM
4.
Oftalmopati graves
5.
Dermopati graves
6.
Gagal ginjal kronis
7.
Fraktur
8.
Krisis tiroid
9.
CHF
10. Kraniositosis
11. Perkembangan
terlambat
Pencegahan
1. Pencegahan
Primer
Adalah langkah yang
harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko.
a. Memberi
edukasi dalam merubah pola makan, perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian
garam yodium.
b. Mengkonsumsi
makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.
c. Ioidasi
air minum untuk wilayah dengan resiko tinggi.
d. Memberikan
kapsul minyak beryodium pada penduduk di daerah endemic berat & sedang.
Sasaran
: Semua 0 – 20 th
0 –
35 th termasuk hamil dan menyusui
e. Memberi
suntikan yodium dalam minyak à
diberikan 3 tahun.
3x dosis dewasa &
anak > 6 th 1 CC
<
6 th 0,2 – 0,8 CC
2. Pencegahan
Sekunder
Adalah
upaya mendeteksi secara sedini suatu penyakit, mengupayakan orang yang telah
sakit menjadi sembuh, menghambat progesifitas penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Tujuannya untuk mengembalikan fungsi
mental, fisik, dan sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan.
Ø
Kontrol berkala untuk memastikan dan
mendeteksi adanya kekambuhan/penyebaran.
Ø
Lakukan rehabilitasi dengan membuat
penderita lebih percaya diri, fisik sehat bugar dan keluarga serta masyarakat
dapat menerima kehadirannya melalui fisioterapi.
Ø
Menekan munculnya komplikasi dan
kecacatan
Edukasi
1. Selain menjaga pola hidup sehat
pasien juga sebaiknya di edukasi untuk meminum obat dan control secara teratur.
2. Sebaiknya pasien tetap disarankan untuk melakukan
salah satu terapi untuk penyembuhan. Mengenai biaya dapat disarankan untuk
menggunakan kartu keluarg miskin yang diberikan pemerintah.
3. Terapi yang diberikan sebaiknya secara bertahap
dan memiliki efek samping paling kecil yang disesuaikan dengan komplikasi yang
mungkin timbul.
4. Memberikan penyuluhan semacam
edukasi pada pasien dan keluarga mengenai pentingnya mengkonsumsi zat gizi
secara seimbang terhadap kesehatan tubuh dan pola hidup sehat karena reaksi
autoimun kemungkinan berasal dari keadaan yang kurang terjaganya pola hidup
sehat dan pola konsumsi yang tidak seimbang.
Prognosis2 :
1.
Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular
toksik dan toksik adenoma bersifat permanen dan biasanya pada orang dewasa.
2.
Akan lebih baik keadaannya setelah di terapi dengan
iodin radioaktif
3.
Remisi : 34 - 46 %
4.
Bedah subtiroidektomi, sangat efektif tapi banyak
pasien yang menjadi hipotiroid.
II.
PERBEDAAN
HIPERTIROID DAN HIPOTIROID
hipertiroid
|
hipotiroid
|
|
1. Definisi
|
>> kadar HT yg bersirkulasi
|
<< kadar
HT yg bersirkulasi
§
|
2. Gejala
|
·
>> frekuensi
jantung
·
>> tonus otot
·
>> laju
metabolisme , intoleransi terhadap panas, keringat berlebih
·
<<BB, >>
nafsu makan
·
Diare
|
·
<< frekuensi
jantung
·
<< tonus otot
·
<<laju
metabolisme , intoleransi terhadap dingin
·
>>BB,
<<nafsu makan
·
Konstipasi
·
Pembengkakan dan
edema kulit( dibawah mata dan pergelangan kaki)
§
|
3. Diagnosa
|
·
Eksoftalmus
§ Ambilan
RAI >>
§ Tiroksin
serum >>
§ Tiroksin
bebas >>
§ Serum
TSH <<
|
§ Ambilan
RAI <<
§ Tiroksin
serum <<
§ Tiroksin
bebas <<
§ Serum
TSH >>
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar